WWW.RAJAWALIPOST.BLOGSPOT.COM|TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Keluarga korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 langsung histeris saat menonton tayangan berita televisi yang diletakkan di Bandara Halim Perdanakusuma.
Tangis pecah saat keluarga melihat ada kantong mayat yang dikeluarkan dari sebuah helikopter pada Jumat (11/5).
"Allah, tolong bantu Papa!" teriak salah seorang ibu yang langsung berteriak menyaksikan tayangan berita itu. Tangis sang ibu mendadak pecah tatkala melihat kantong mayat tampak dibawa tim SAR yang baru saja turun dari helikopter.
Suasana tangis ibu itu pun menjalar ke keluarga korban yang lain. Suasana duka langsung menyelimuti Terminal Kedatangan Bandara Halim Perdanakusuma.
Beberapa anggota keluarga tak kuasa menahan kesedihannya.
Salah satunya Elida (43). Ia histeris begitu mendengar kabar penemuan jenazah. Setelah itu, Elida jatuh pingsan. Elida adalah adik kandung Edward Panggabean (Indoasia), salah satu korban kecelakaan pesawat Sukhoi.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marskal Madya Daryatmo mengumumkan tim evakuasi korban Sukhoi Superjet 100 berhasil menemukan 12 di antara sekitar 45 penumpang pesawat yang jatuh di kawasan Gunung Salak, Bogor.
Dalam konferensi pers di ruang kedatangan bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, kemarin, Daryatmo mengatakan ke-12 korban tersebut ditemukan di tebing Puncak 1 Gunung Salak dalam keadaan tidak bernyawa. Jenazah-Jenazah itu ditemukan di lereng Gunung Salak.
Tim SAR sudah membungkus jenazah-jenazah itu dan membawanya ke landasan helikopter darurat, tak jauh dari lokasi pesawat jatuh. Tim yang menemukan jenazah itu merupakan tim yang pertama kali tiba di lokasi, yaitu tim SAR Korps Paskhas, marinir, dan relawan SAR Mapala UI.
Enam kantong jenazah yang sudah berada di landasan heli di Puncak 1, atau di ketinggian 2.211 mdpl Gunung Salak, akan diterbangkan ke Bandara Halim Perdanakusuma menggunakan heli angkut tipe MI 71 milik TNI AD.
Menurut Danrem 061 Badak Putih Kolonel Inf Anton Mukti Putranto di Posko 1 Cipelang, dari 12 kantong mayat, enam di antaranya masih berada di dasar jurang, dan enam sudah ada di helipad. "Kami belum tahu jumlah korbannya, tapi ada di dalam 12 kantong," katanya.
Karena cuaca tidak memungkinkan lantaran kabut tebal mulai turun, akhirnya evakuasi dihentikan pada pukul 17.00 WIB. "Jenazah akan langsung dibawa ke Halim bila bisa evakuasi lewat udara, tetapi alternatif evakuasi darat tetap lewat Cipelang," ujar Putranto.
0 comments:
Post a Comment