#AKU#
Kalau sampai waktuku
‘ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
#HUKUM#
Saban sore ia lalu depan rumahku
Dalam baju tebal abu-abu
Seorang jerih memukul.banyak menangkis pukul
Bungkuk jalannya –lesu
Pucat mukanya-lesu
Orang menyebut satu nama jaya
Mengingat kerjanya dan jasa
Melecut supaya terus ini padanya
Tapi mereka memaling.ia begitu kurang tenaga
Pekik di angkasa :perwira muda
Pagi ini menyinar lain masa
Nanti ,kau dinanti – dimengerti!
Maret 1943
#TAMAN#
Taman punya kita berdua
Tak lebar luas,kecil saja
Satu tak kehilangan lain didalamnya .
Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Padang rumputnya tak berbanding permadani
Halus lembut bukan halangan.
Karena
Dalam taman punya berdua
Kau kembang,aku kumbang
Aku kumbang,kau kembang.
Kecil,penuh surya taman kita
Tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia
Maret 1943
#LAGU BIASA#
Di teras rumah makan kami kini berhadapan
Baru kenalan .Cuma bepandangan
Sungguhpun samudra jiwa sudah selam berselam
Masih saja berpandangan
Dalam lakon pertama
Orkes meningkah dengan “Carmen” pula.
Ia mengerling .ia tertawa
Dan rumput kering terus menyala
Ia berkata.suaranya nyaring tinggi
Darahku terhenti berlari
Ketika orkes memulai “Ave Maria”
Kuserat ia ke sana…..
Maret 1943
#KUPU MALAM DAN BINIKU#
Sambil berselisih lalu
Mengebu debu.
Barah ternganga
Melayang ingatan kebiniku
Lautan yang belum terduga
Biar lebih kami tujuh tahun bersatu
Barangkali tak setahuku
Ia menipuku.
Maret 1943
#PENERIMAAN#
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
Maret 1943
#KESABARAN#
Aku tak bisa tidur
Ornag ngomong,anjing ngonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Di sebelahnya api dan debu
Aku hendak berbicara
Suaraku hilang , tenaga terbang
Sudah! Tidak jadi apa-apa !
Ini dunia enggan di sapa,ambil perduli
Keras membeku air kali
Dan hidup bukan hidup lagi
Kuulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga ,berpicing mata
Menunggu reda yang mesti tiba
Maret 1943
#PERHITUNGAN#
Banyak gores belum terputus saja
Satu rumah kecil putih dengan lampu merah muda caya
Langit bercerah dan purnama raya
Sudah itu tempatku tak tentu dimana
Sekilap pangdangan serupa dua klewang bergeseran
Sudah itu berlepasan dengan sedikit heran
Hembus kau aku tak perduli,ke Bandung,ke Sukabumi….?
Kini aku meringkih dalam malam sunyi.
16 maret 1943
Kalau sampai waktuku
‘ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
#HUKUM#
Saban sore ia lalu depan rumahku
Dalam baju tebal abu-abu
Seorang jerih memukul.banyak menangkis pukul
Bungkuk jalannya –lesu
Pucat mukanya-lesu
Orang menyebut satu nama jaya
Mengingat kerjanya dan jasa
Melecut supaya terus ini padanya
Tapi mereka memaling.ia begitu kurang tenaga
Pekik di angkasa :perwira muda
Pagi ini menyinar lain masa
Nanti ,kau dinanti – dimengerti!
Maret 1943
#TAMAN#
Taman punya kita berdua
Tak lebar luas,kecil saja
Satu tak kehilangan lain didalamnya .
Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Padang rumputnya tak berbanding permadani
Halus lembut bukan halangan.
Karena
Dalam taman punya berdua
Kau kembang,aku kumbang
Aku kumbang,kau kembang.
Kecil,penuh surya taman kita
Tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia
Maret 1943
#LAGU BIASA#
Di teras rumah makan kami kini berhadapan
Baru kenalan .Cuma bepandangan
Sungguhpun samudra jiwa sudah selam berselam
Masih saja berpandangan
Dalam lakon pertama
Orkes meningkah dengan “Carmen” pula.
Ia mengerling .ia tertawa
Dan rumput kering terus menyala
Ia berkata.suaranya nyaring tinggi
Darahku terhenti berlari
Ketika orkes memulai “Ave Maria”
Kuserat ia ke sana…..
Maret 1943
#KUPU MALAM DAN BINIKU#
Sambil berselisih lalu
Mengebu debu.
Barah ternganga
Melayang ingatan kebiniku
Lautan yang belum terduga
Biar lebih kami tujuh tahun bersatu
Barangkali tak setahuku
Ia menipuku.
Maret 1943
#PENERIMAAN#
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
Maret 1943
#KESABARAN#
Aku tak bisa tidur
Ornag ngomong,anjing ngonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Di sebelahnya api dan debu
Aku hendak berbicara
Suaraku hilang , tenaga terbang
Sudah! Tidak jadi apa-apa !
Ini dunia enggan di sapa,ambil perduli
Keras membeku air kali
Dan hidup bukan hidup lagi
Kuulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga ,berpicing mata
Menunggu reda yang mesti tiba
Maret 1943
#PERHITUNGAN#
Banyak gores belum terputus saja
Satu rumah kecil putih dengan lampu merah muda caya
Langit bercerah dan purnama raya
Sudah itu tempatku tak tentu dimana
Sekilap pangdangan serupa dua klewang bergeseran
Sudah itu berlepasan dengan sedikit heran
Hembus kau aku tak perduli,ke Bandung,ke Sukabumi….?
Kini aku meringkih dalam malam sunyi.
16 maret 1943
0 comments:
Post a Comment