Jum'at, 28 Januari 2011 - 13:57 wib
\
BANJAR – Nasi sudah menjadi bubur, rencana pernikahan dengan sang kekasih justru berujung duka. Ini yang dialami pasangan Nur Soleh (22) dan Nani Agustini (22).
Nani menjadi salah satu korban tewas akibat tabrakan antara Kereta Api Mutiara Selatan dengan Kutojaya Selatan di Stasiun Langen pada Jumat pagi pukul 02.30 WIB.
Nur Soleh menceritakan, dirinya sudah berpacaran denga Nani selama tiga tahun. Dengan menaiki kereta Kutojaya, Nur Soleh bermaksud meminta restu kepada orangtua Nani untuk melangsungkan pernikahan mereka.
Namun alam berkata lain. Saat menaiki kereta Nani seakan sudah berfirasat untuk pergi menghadap sang khalik. Nur menceritakan, saat duduk di gerbong satu kursi kedua itu Nani meminta dijemput oleh sang kakak.
“Namun sepengatahuan saya, kakaknya sudah lama tidak ada. Kemudian saya minta agar dia tidak berbicara yang macam-macam,” kata Nur saat ditemui di RSUD Banjar, Jumat (28/1/2011).
Setelah meminta dijemput, Nani pun menangis tersedu-sedu. Tak berselang lama, Nani terdiam dan meminta Nur Soleh untuk istirahat. Namun tiba-tiba terdengar suara klakson kereta disertai dengan dentuman keras.
“Sesaat itu lampu di kereta mati dan saya melihat Nani sudah terjepit di antara bangku. Dia langsung meninggal di lokasi,” tuturnya dengan air mata berlinang.
Nur yang terpental di bagian belakang gerbong tak bisa berbuat apa-apa. Dia langsung pingsan dan baru sadarkan diri saat berada di Rumah Sakit Banjar, Jawa Barat.
Dia mengaku pasrah dengan keadaan ini, dan mengikhlaskan kepergian sang kekasih ke pelukan sang Maha Pencipta. Manusia hanya bisa berusaha, namun Allah yang menentukan.(Ujang Marmuksinudin/Koran SI/kem)
\
BANJAR – Nasi sudah menjadi bubur, rencana pernikahan dengan sang kekasih justru berujung duka. Ini yang dialami pasangan Nur Soleh (22) dan Nani Agustini (22).
Nani menjadi salah satu korban tewas akibat tabrakan antara Kereta Api Mutiara Selatan dengan Kutojaya Selatan di Stasiun Langen pada Jumat pagi pukul 02.30 WIB.
Nur Soleh menceritakan, dirinya sudah berpacaran denga Nani selama tiga tahun. Dengan menaiki kereta Kutojaya, Nur Soleh bermaksud meminta restu kepada orangtua Nani untuk melangsungkan pernikahan mereka.
Namun alam berkata lain. Saat menaiki kereta Nani seakan sudah berfirasat untuk pergi menghadap sang khalik. Nur menceritakan, saat duduk di gerbong satu kursi kedua itu Nani meminta dijemput oleh sang kakak.
“Namun sepengatahuan saya, kakaknya sudah lama tidak ada. Kemudian saya minta agar dia tidak berbicara yang macam-macam,” kata Nur saat ditemui di RSUD Banjar, Jumat (28/1/2011).
Setelah meminta dijemput, Nani pun menangis tersedu-sedu. Tak berselang lama, Nani terdiam dan meminta Nur Soleh untuk istirahat. Namun tiba-tiba terdengar suara klakson kereta disertai dengan dentuman keras.
“Sesaat itu lampu di kereta mati dan saya melihat Nani sudah terjepit di antara bangku. Dia langsung meninggal di lokasi,” tuturnya dengan air mata berlinang.
Nur yang terpental di bagian belakang gerbong tak bisa berbuat apa-apa. Dia langsung pingsan dan baru sadarkan diri saat berada di Rumah Sakit Banjar, Jawa Barat.
Dia mengaku pasrah dengan keadaan ini, dan mengikhlaskan kepergian sang kekasih ke pelukan sang Maha Pencipta. Manusia hanya bisa berusaha, namun Allah yang menentukan.(Ujang Marmuksinudin/Koran SI/kem)
0 comments:
Post a Comment