Masyarakat Indonesia konon sebagian besar adalah masyarakat agraris,yakni masyarakat yang mengolah sumber kehidupan dari kegiatan bertani.namun,ironisny banyak cirri kehidupan masyarakat petani yang dilupakan karena di anggap identik dengan kemiskinan dan keterbelakangan ,salah satunya adalah kebiasaan dan menu makan.karena itu ,tidak mengheran kan apabila banyak remaja yang lebih membanggakan makanan ala fast food di bandingkan makanan tradisional mereka.
Kecintaan sekaligus kehendak menghidupkan suasana tradisional itu rupanya mendorong minat salah seorang pengusaha di Bali untuk mendirikan warung tradisional dengan menu makanan asli Indonesia yang sekaligus di sajikan dalam suasana pedesaan yang identik dengan kehidupan masyarakat petani.bagi masyarakat petani yang hidup di tahun 2000 bisa jadi apa yang di tampilkan di warung tradisional itu sudah terasa asing karena mereka sendiri rupanya sudah lama meninggalkan kebiasaan demikian .
Warung trasional terletak di dekat pantai canggu itu memang sangat menarik bukan hanya makanannya ,melainkan juga suasana menghanyutkan ! sebagimana rumah di pedesaan pada umumnya.warung itu dikelilingi kebun dengan aneka tanaman sayuran .cahaya lampu teplok yang terus bergerak di permainkan angin menciptakan siluet seperti gadis bali sedang menari,di salah satu ujung warung ,seorang peniup seruling bambu memainkan lagu –lagu rakyat bali .kadang melengking,kadang merendah,suara ni cenik yang berkarat di makan usia terdengar puitis sekali .tanpa di sadari pengunjung di bawa kealam khayal,suasana desa tanah jawa 300-400 tahun lalu.
Makan malam di sajikan di atas piring tanah liat,di alasi daun pisang .lauknya makanan Indonesia pesesaan,seperti sambal tempe goring kering dan ikan teri kacang tanah ,yang paling mewah adalah ayam goreng .semuanya di sajikan sederhana ,menggunakan nyiru dari bambu.dan ssendok besar tempurung kelapa,juru masaknya adalah nyonya sulastri.wanita jawa hanya dapat meracikmasakan Indonesia asli.tidak ada suasana kemewahan !tamu makan di atas selembar tika sambil lesehan.
Boleh jadi warung tersebut merupalan cerminan gayah kesederhanaan yang asli .tidak pura-pura.salah seorang kru cnn mengatakan pada saya ,selama enam hari di bali ,baru di warung itu lah mereka merasakan makan enak yang sesungguhnya ,makanan di tempat lain kelihatan bersandiwara karena ingin memuwaskan kaum turis.memang sungguh tidak mudah menghayti dan mendalami nilai kehidupan yang asli .sebagian masyarakat kita diam-diam sudah terkena penyakit.segala yang berbau asing di puja dan dibanggakan ,padahal itu bukan milik bangsanya sendiri.
Apbila segala yang berbau asing di puja dan dibanggakan ,akibatnya generasi muda Indonesia dapat kehilangan identitas .untuk mengatasi masalah tradisional tersebut ,para remaja perluj lebih sering dilibaatkan dalam kegiatan pementasan seni tradisional .lomba dan festifal budaya tradisional misalnya dalam menygenakan pakaian tradisioanal dan menyiyapkan masakan tradisional pelu di galakkan .pemerintah juga perlu meningkatkan bahan bacaan yang disusun secara khusus untuk memperkenalkan keragaman budaya tradisional kepada masyarakat.
Kecintaan sekaligus kehendak menghidupkan suasana tradisional itu rupanya mendorong minat salah seorang pengusaha di Bali untuk mendirikan warung tradisional dengan menu makanan asli Indonesia yang sekaligus di sajikan dalam suasana pedesaan yang identik dengan kehidupan masyarakat petani.bagi masyarakat petani yang hidup di tahun 2000 bisa jadi apa yang di tampilkan di warung tradisional itu sudah terasa asing karena mereka sendiri rupanya sudah lama meninggalkan kebiasaan demikian .
Warung trasional terletak di dekat pantai canggu itu memang sangat menarik bukan hanya makanannya ,melainkan juga suasana menghanyutkan ! sebagimana rumah di pedesaan pada umumnya.warung itu dikelilingi kebun dengan aneka tanaman sayuran .cahaya lampu teplok yang terus bergerak di permainkan angin menciptakan siluet seperti gadis bali sedang menari,di salah satu ujung warung ,seorang peniup seruling bambu memainkan lagu –lagu rakyat bali .kadang melengking,kadang merendah,suara ni cenik yang berkarat di makan usia terdengar puitis sekali .tanpa di sadari pengunjung di bawa kealam khayal,suasana desa tanah jawa 300-400 tahun lalu.
Makan malam di sajikan di atas piring tanah liat,di alasi daun pisang .lauknya makanan Indonesia pesesaan,seperti sambal tempe goring kering dan ikan teri kacang tanah ,yang paling mewah adalah ayam goreng .semuanya di sajikan sederhana ,menggunakan nyiru dari bambu.dan ssendok besar tempurung kelapa,juru masaknya adalah nyonya sulastri.wanita jawa hanya dapat meracikmasakan Indonesia asli.tidak ada suasana kemewahan !tamu makan di atas selembar tika sambil lesehan.
Boleh jadi warung tersebut merupalan cerminan gayah kesederhanaan yang asli .tidak pura-pura.salah seorang kru cnn mengatakan pada saya ,selama enam hari di bali ,baru di warung itu lah mereka merasakan makan enak yang sesungguhnya ,makanan di tempat lain kelihatan bersandiwara karena ingin memuwaskan kaum turis.memang sungguh tidak mudah menghayti dan mendalami nilai kehidupan yang asli .sebagian masyarakat kita diam-diam sudah terkena penyakit.segala yang berbau asing di puja dan dibanggakan ,padahal itu bukan milik bangsanya sendiri.
Apbila segala yang berbau asing di puja dan dibanggakan ,akibatnya generasi muda Indonesia dapat kehilangan identitas .untuk mengatasi masalah tradisional tersebut ,para remaja perluj lebih sering dilibaatkan dalam kegiatan pementasan seni tradisional .lomba dan festifal budaya tradisional misalnya dalam menygenakan pakaian tradisioanal dan menyiyapkan masakan tradisional pelu di galakkan .pemerintah juga perlu meningkatkan bahan bacaan yang disusun secara khusus untuk memperkenalkan keragaman budaya tradisional kepada masyarakat.
0 comments:
Post a Comment