Bagai buih laut terombang
Mengaca pada wajah
Ibu pertiwi yang kaya raya
Tapi harapan selalu sia –sia
Ke mana sudah hasil negeri
Bungkusan – bungkusan yang berdatangan
Terkuras dan tak sampai
Masih menggapai
Yatim piatu
Di mana-mana
Siapa yang menyapa
Para janda
Yang menunggu lahir batin
Di mana yang mengulurkan
Kita semakin ganas
Karena bumi yang panas
Ataukah dilanda keserakahan
Yang digurui oleh budaya teve
Dalam kerdipnya
Terlihat kunang- kunang
Malam semakin larut
Dalam kehidupannya
(Banda aceh, 17 Agustus 2005)
#Memori Hasyim KS,Sahabatku#
Kalau kau masih ada
Tsunami sama kita pandang
Bagaimana hiruk pikuk keadaan
Mayat-mayat tanpa selendang
Kalau engkau masih ada
Kita tanpa kekasih
Membela para korban dengan puisi
Kepada kita yang ada hanya pena
Dengan kata-kata dan nurani
Kalau kau masih ada
Kita kepung kelelawar
Yang terbang malam
Dia burung buas
Yang bersahabat dengan vampir
(26 Desember 2005)
Mengaca pada wajah
Ibu pertiwi yang kaya raya
Tapi harapan selalu sia –sia
Ke mana sudah hasil negeri
Bungkusan – bungkusan yang berdatangan
Terkuras dan tak sampai
Masih menggapai
Yatim piatu
Di mana-mana
Siapa yang menyapa
Para janda
Yang menunggu lahir batin
Di mana yang mengulurkan
Kita semakin ganas
Karena bumi yang panas
Ataukah dilanda keserakahan
Yang digurui oleh budaya teve
Dalam kerdipnya
Terlihat kunang- kunang
Malam semakin larut
Dalam kehidupannya
(Banda aceh, 17 Agustus 2005)
#Memori Hasyim KS,Sahabatku#
Kalau kau masih ada
Tsunami sama kita pandang
Bagaimana hiruk pikuk keadaan
Mayat-mayat tanpa selendang
Kalau engkau masih ada
Kita tanpa kekasih
Membela para korban dengan puisi
Kepada kita yang ada hanya pena
Dengan kata-kata dan nurani
Kalau kau masih ada
Kita kepung kelelawar
Yang terbang malam
Dia burung buas
Yang bersahabat dengan vampir
(26 Desember 2005)
0 comments:
Post a Comment