MANCHASTER, -- Manchester City berencana mendirikan akademi sepak bola, yang dirancang sekelas akademi milik klub Barcelona. Mereka telah menyiapkan lahan seluas 32 hektar dekat Stadion Ettihad, markas City. Selain untuk akademi, di atas lahan tersebut juga akan dibuat tempat pemusatan latihan yang diklaim bakal lebih bagus dibanding Milanello, pusat latihan terkenal milik AC Milan, dan akan menjadi yang terbaik di dunia.
Kompleks akademi sepak bola dan pemusatan latihan milik Manchester City itu bakal meliputi stadion berkapasitas 7.000 penonton untuk menggelar laga-laga tim usia muda, 15 lapangan latihan ukuran penuh, ruang akomodasi, serta fasilitas latihan dan belajar bagi 40 pemain muda. Belum diungkapkan, berapa dana yang disiapkan City untuk membangun kompleks fasilitas mewah tersebut.
Direktur Operasi Sepak Bola Manchester City, Brian Marwood mengungkapkan, pihaknya terinspirasi dari sukses Barcelona dalam membina talenta-talenta muda sepak bola. "Jika Anda lihat Barcelona, mereka punya delapan pemain hasil binaan sendiri di final Liga Champions dan itu pencapaian luar biasa. Itu juga yang menjadi ambisi klub sepak bola kami," tuturnya.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Nick Smith yang menjadi konsultan proyek tersebut mengungkapkan, City telah melakukan riset di klub-klub seperti Barcelona dan Arsenal serta pusat-pusat latihan klub-klub non-sepak bola semisal LA Lakers dan New York Giants. Smith menambahkan, pusat latihan dan akademi City nanti bakal menjadi "fasilitas latihan terbaik di dunia".
Rencana pembangunan kompleks latihan itu telah diajukan ke Dewan Kota Manchester, Senin (19/9/2011), dan diharapkan sudah ada keputusan dari Dewan Kota, akhir tahun ini. "Penting untuk digarisbawahi, pengembangan dan rekrutmen talenta muda adalah bagian utama strategi jangka panjang kami untuk membangun klub sepak bola yang sukses dan berkelanjutan di masa depan. Kesempatan mendirikan fasilitas kelas dunia, didukung dengan rencana pembinaan usia muda hasil riset yang bagus, menjadi langkah siginifikan untuk mewujudkan strategi itu," papar Marwood.
Sejak diambil-alih pengusaha Abu Dhabi, Sheikh Mansour, tahun 2008, Manchester City telah membelanjakan lebih dari 600 juta poundsterling (sekitar Rp 8,3 triliun) untuk membangun tim dengan merekrut para pemain bintang. Tingginya pengeluaran belanja, terutama untuk membeli dan menggaji pemain, membuat City bisa berbenturan dengan aturan UEFA soal "financial fair play".
Secara ringkas, aturan itu membatasi pengeluaran klub melebihi pendapatan mereka dari penjualan hak siar televisi, pemasukan tiket pertandingan, hadiah kompetisi, dan sponsor. Pengeluran untuk pengembangan pemain usia muda dikecualikan dari aturan tersebut. Klub yang melanggar aturan tersebut bisa dicoret dari kompetisi antarklub Eropa.(kompas)
Kompleks akademi sepak bola dan pemusatan latihan milik Manchester City itu bakal meliputi stadion berkapasitas 7.000 penonton untuk menggelar laga-laga tim usia muda, 15 lapangan latihan ukuran penuh, ruang akomodasi, serta fasilitas latihan dan belajar bagi 40 pemain muda. Belum diungkapkan, berapa dana yang disiapkan City untuk membangun kompleks fasilitas mewah tersebut.
Direktur Operasi Sepak Bola Manchester City, Brian Marwood mengungkapkan, pihaknya terinspirasi dari sukses Barcelona dalam membina talenta-talenta muda sepak bola. "Jika Anda lihat Barcelona, mereka punya delapan pemain hasil binaan sendiri di final Liga Champions dan itu pencapaian luar biasa. Itu juga yang menjadi ambisi klub sepak bola kami," tuturnya.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Nick Smith yang menjadi konsultan proyek tersebut mengungkapkan, City telah melakukan riset di klub-klub seperti Barcelona dan Arsenal serta pusat-pusat latihan klub-klub non-sepak bola semisal LA Lakers dan New York Giants. Smith menambahkan, pusat latihan dan akademi City nanti bakal menjadi "fasilitas latihan terbaik di dunia".
Rencana pembangunan kompleks latihan itu telah diajukan ke Dewan Kota Manchester, Senin (19/9/2011), dan diharapkan sudah ada keputusan dari Dewan Kota, akhir tahun ini. "Penting untuk digarisbawahi, pengembangan dan rekrutmen talenta muda adalah bagian utama strategi jangka panjang kami untuk membangun klub sepak bola yang sukses dan berkelanjutan di masa depan. Kesempatan mendirikan fasilitas kelas dunia, didukung dengan rencana pembinaan usia muda hasil riset yang bagus, menjadi langkah siginifikan untuk mewujudkan strategi itu," papar Marwood.
Sejak diambil-alih pengusaha Abu Dhabi, Sheikh Mansour, tahun 2008, Manchester City telah membelanjakan lebih dari 600 juta poundsterling (sekitar Rp 8,3 triliun) untuk membangun tim dengan merekrut para pemain bintang. Tingginya pengeluaran belanja, terutama untuk membeli dan menggaji pemain, membuat City bisa berbenturan dengan aturan UEFA soal "financial fair play".
Secara ringkas, aturan itu membatasi pengeluaran klub melebihi pendapatan mereka dari penjualan hak siar televisi, pemasukan tiket pertandingan, hadiah kompetisi, dan sponsor. Pengeluran untuk pengembangan pemain usia muda dikecualikan dari aturan tersebut. Klub yang melanggar aturan tersebut bisa dicoret dari kompetisi antarklub Eropa.(kompas)
0 comments:
Post a Comment